Eun-jo berjalan di lorong2 rumah dan bahkan mencari Hyo-sun untuk membantunya berurusan dengan berita yang mengerikan ini. Sayangnya, Hyo-sun tidak ada disana untuk berbagi dengannya. Eun-jo pergi ke kantor Dae-sung dan meminta foto Dae-sung untuk memberikannya penjelasan tentang apa yang sedang terjadi sekarang.
Ki-hoon menghubungi Eun-jo tapi Eun-jo tidak mau mengangkatnya. Ki-hoon mengiriminya sms, tapi ketika Eun-jo akan memeriksa sms itu, Hyo-sun menelpon dan Eun-jo menjawabnya dengan cepat. Setelah mendengar kalau Hyo-sun akan menemui Dong-soo, Eun-jo menutup telponnya dan langsung menelpon Dong-soo untuk meminta Dong-soo tutup mulut tentang Ki-hoon dan Hong Ju. Dong-soo menurut dengan mudah dan meminta Eun-jo datang juga.
Eun-jo pergi tapi waktu Ki-hoon mencoba menyetir untuknya, Eun-jo malah hampir menbraknya. Eun-jo berkendara tanpa penjelasan ketika Ki-hoon mencoba memanggilnya. Eun-jo tidak pergi ke tempat Dong-soo tapi dia menemui Ki-jung. Dia ingin tahu apakah Ki-jung punya saudara laki2. Ki-jung mengatakan Ki-tae sebagai umpan tapi Eun-jo ingin tahu saudara laki2nya yang lain. Saudara dari lain ibu? Eun-jo menanyakan tentang Ki-hoon dan Ki-jung mengatakan kalau sementara Ki-tae adalah saudaranya, Ki-hoon bukan. Ki-hoon adalah anak haram.
Eun-jo menganggap kalau seluruh klan keluarga Hong sedang dalam persekongkolan untuk mengambil alih perusahaan Dae-sung tapi Ki-jung menghentikan Eun-jo sebelaum dia bisa berkata lebih jauh. Ki-jung tidak punya urusan dengan Ki-hoon dan persetujuan ayahnya dan Ki-jung menjamin bahwa ketika Eun-jo mengetahui apa yang mereka rencanakan, Eun-jo akan kembali untuk menemuinya (Ki-jung), siap untuk melakukan kerja sama. Eun-jo bangkit untuk pergi dan Ki-jung memberitahunya kalau tidak ada yang bangkit sebelum dia.
Eun-jo membiarkannya tenggelam, ketika Eun-jo mengingat kembali apa yang Ki-hoon katakan tentang mereka yang tidak bisa bersama, kenapa semuanya sangat terlambat, dan kenapa Ki-hoon tidak akan pernah bisa membayar hutangnya pada Dae-sung. Tangan Eun-jo bergetar hingga kopinya bercipratan. Ki-jung melihat akibat dari semua pembicaraan itu ketika Eun-jo berjalan keluar. Eun-jo terjatuh dari kursinya jadi Ki-jung menyuruh sekretarisnya untuk membantu Eun-jo. Ki-jung melihat Eun-jo terjatuh waktu berjalan ke mobilnya jadi lagi2 Ki-jung menyuruh sekretarsinya untuk mengantar Eun-jo pulang.
Eun-jo berteriak, “Apa yang kalian semua lakukan? Jadi membuatku sampai di garis ini… kalian semua mengumpulkan kekuatan kalian dan membunuh seorang pria. Aku pikir aku adalah orang yang melakukan itu. Tapi kalian memberitahuku kalau aku bukan pelakunya… siapa yang membunuh ayahku? Semua orang itu… termasuk orang itu… termasuk orang itu… mereka semua membunuh seorang pria. Itukah yang kau beritahu padaku?”
Ki-jung mendekat dan bertanya apakah Eun-jo baik2 saja sebab dia terlihat pucat. Eun-jo tetap melanjutkan perkataannya, “Apa yang akan kau lakukan sekarang? Kalian semua ada dalam masalah besar…” Dan Eun-jo menengadah dengan pelan2, memberikan tatapan kematian khas Eun-jo pada Ki-jung. Eun-jo berkata, “Aku tidak akan membiarkanmu pergi dengan semua itu. Apa yang akan kau lakukan sekarang? Hah?”
Eun-jo pergi untuk bertemu dengan Hyo-sun di restoran Dong-soo. Dia ingin agar mereka makan siang bersama. Hyo-sun tahu ada sesuatu yang sedang terjadi karena Eun-jo terlalu baik dan peduli. Hyo-sun bertanya apakah ibu mengatakan seuatu. Tapi ternyata bukan itu. Ini adalah hal lain.
Eun-jo bertanya pada Hyo-sun bagaimana perasaan Hyo-sun tentang penolakan Ki-hoon. Eun-jo juga memastikan dengan menambahkan bahwa dia bukan bertanya karena ingin mendekati Ki-hoon. Hyo-sun bertanya dengan enggan apakah Eun-jo benar2 ingin tahu.eun-jo menjawab, “Aku benar2 ingin tahu. Aku berjanji akan lebih dekat denganmu. Kau mungkin tidak mempercayaiku tapi sebagai saudaramu… atau kalau bukan itu, mungkin sebagai teman yang wajahnya kau lihat tiap hari… hanya itu yang bisa aku minta.” Hyo-sun berujar, “Apa kau benar2 penasaran? Rasanya sakit. Ditolak secara resmi… rasanya sakit.”
Eun-jo bertanya Ki-hoon itu orang macam apa dan bagaimana dia bisa ada di rumah. Hyo-sun berkata kalau ayah membawa Ki-hoon suatu hari dan berkata kalau Ki-hoon adalah putra temannya yang memerlukan pekerjaan paruh waktu untuk membayar uang kuliahnya. Eun-jo bertanya apakah hati Hyo-sun masih pada Ki-hoon. Hyo-sun berkata, “Bagaimana menurutmu?” Eun-jo: “Aku bertanya karena aku tidak tahu.” Hyo-sun menjawab, “Ya, meskipun oppa mencari wanita lain. Meskipun dia tidak mau berurusan denganku… selamanya.” Hyo-sun berterima kasih karena Eun-jo sudah bertanya.
Ki-hoon menerima telpon dari Ki-jung dan mengatakan kalau Eun-jo sudah tahu latar belakang keluarga Ki-hoon. Tambahan, Eun-jo juga berpikir kalau mereka (Ki-hoon dan Ki-jung) berkomplot dengan ayah Hong. Ki-hoon bertanya bagaimana Eun-jo menghadapi berita itu, apakah dia menangis. Ki-jung berpura-pura tidak ingat dan berkata dia hanya terguncang. Ki-jung meminta Ki-hoon untuk memberitahu dan mengatur agar Eun-jo tidak bicara pada pers tentang keluarga Hong. Tapi Ki-hoon tidak mendengarkan. Ki-hoon bertanya-tanya kemana Eun-jo pergi dengan keadaan terguncang seperti itu. Dia berteriak pada Ki-jung, “Bagaimana kau membiarkannya sendiri ketika dia terguncang seperti itu? Kau seharunya menelponku!” Ki-hoon merosot dari tenpat tidurnya dan Jung-woo terlihat di pintu.
Kedua pria ini pergi ke tempat Dong-soo, dimana Hyo-sun ikut dalam tes meincicipi makguli dengan mata tertutup. Untuk beberapa alasan, Hyo-sun sama sekali tidak bisa mengenali mana anggur beras ayahnya. Ki-hoon meminta Eun-jo untuk bicara sebentar dan Hyo-sun memandang dengan tatapan sakit. Jung-woo yang membereskan ini. Eun-jo mencoba untuk kabur tapi Ki-hoon berhasil menyusulnya. Ki-hoon mencoba menjelaskan dengan mengatakan kalau dia ingin memberitahu Eun-jo berkali-kali. Eun-jo menutup telinganya dan berteriak kalau dia tidak ingin mendengar apapun. Ki-hoon berusaha membuat Eun-jo mau mendengarkan tapi Eun-jo malah menampar wajah Ki-hoon. Ki-hoon lalu menarik Eun-jo dan mendudukkannya di kursi penumpang.
Ki-hoon membawa Eun-jo ke tengah hutan. Eun-jo bereaksi dengan kejam, dia berteriak, memukul, agar Ki-hoon mau membiarkannya pergi. Eun-jo berkata, “Alasan macam apa yang akan kau berikan? Aku tidak bisa mendengar apa2 sekarang. Jika aku mendengarkannya sekarang, aku merasa seolah-olah seluruh tubuhku akan pecah berkeping-keping. Sialan. Keparat. Kau yang terendah diantara yang terendah. Aku bahkan tidak ingin mendekatimu. Semua ini tidak tertahankan!” Ki-hoon menarik Eun-jo waktu dia mencoba untuk pergi. Ki-hoon berkata, “Ayo akhiri ini sekarang!” Eun-jo mencoba menggigit tangan Ki-hoon lalu merosot ke tanah.
Jung-woo mengantar Hyo-sun pulang ke rumah dan Hyo-sun bertanya kemana Eun-jo dan Ki-hoon pergi. Jung-woo berbohong dengan mengatakan kalau mereka mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan pabrik tapi Jung-woo tidak tahu itu apa. Hyo-sun bertanya apa hubungan Jung-woo dengan Eun-jo. Jung-woo menjawab kalau dulu waktu mereka masih kecil, mereka pernah tinggal di rumah yang sama. Hyo-sun mencoba mengumpulkan semua kejadian dan menyadari kalau Jung-woo tahu Paman Jang. Jung-woo berkata kalau Jang tidak ada hubungan dengannya. Tapi Hyo-sun melangkah lebih jauh, menyadari kengganan Jung-woo untuk membiarkannya bertemu dengan Jang. Hyo-sun berkesimpulan kalau Jang adalah ayah Jung-woo. Hyo-sun bertanya kenapa mereka semua berada di rumahnya dan menganggap kalau mereka semua melakukan persekongkolan. Jung-woo mencoba menjelaskan tapi Hyo-sun memintanya untuk diam.
Kembali ke Eun-jo dan Ki-hoon. Eun-jo sambil menangis mengatakan pada Ki-hoon kalau Ki-hoon bisa saja bersikpa berbeda tidak peduli apa yang sudah ayah Ki-hoon katakan atau lakukan. Bagaimana mungkin Ki-hoon melakukan hal seperti itu pada pria yang sudah mengajaknya pulang ke rumahnya dan membuatnya bertemu dengan Hyo-sun… dan dengan Eun-jo… Ki-hoon mengatakan kalau dirinya menjadi gila setelah mengetahui kalau Ki-jung adalah penyebab kematian ibunya. Ki-hoon masih terus memohon atas nama balas dendam. Tapi Eun-jo tidak bisa menerimanya. Eun-jo bertanya bagaimana Ki-hoon bisa diam saja dan melihat Dae-sung, Hyo-sun dan dirinya dibohongi…
Eun-jo: Bagaimana rasanya, melihat Hyo-sun yang menyukaimu? Dan aku, yang seperti orang gila yang tidak bisa melupakanmu? Apa rasanya menyenangkan!?
Ki-hoon: Apa kau ingin mati? Apa kau ingin mati? Benarkah, apa kau ingin mati? Aku sudah melepaskanmu, dan paman yang lepas melalui tanganku. Aku membiarkanmu pergi. Aku bisa melihatmu dimana aku melepaskanmu, tapi aku tidak bisa membawamu kembali. Apa rasanya menyenangkan? Aku, yang melakukan dosa besar, dan yang hanya bisa aku pikirkan adalah bagaimana aku bisa tetap memilikimu… bagaimana rasanya untukku? Aku mati dan pergi ke neraka, kau…
Eun-jo: Diam.
Ki-hoon: Gadis jahat.
Ki-hoon: Apa kau ingin mati? Apa kau ingin mati? Benarkah, apa kau ingin mati? Aku sudah melepaskanmu, dan paman yang lepas melalui tanganku. Aku membiarkanmu pergi. Aku bisa melihatmu dimana aku melepaskanmu, tapi aku tidak bisa membawamu kembali. Apa rasanya menyenangkan? Aku, yang melakukan dosa besar, dan yang hanya bisa aku pikirkan adalah bagaimana aku bisa tetap memilikimu… bagaimana rasanya untukku? Aku mati dan pergi ke neraka, kau…
Eun-jo: Diam.
Ki-hoon: Gadis jahat.
Eun-jo tidak membiarkan Ki-hoon melepaskan tanggung jawabnya. Eun-jo berkata kalau Ki-hoon mungkin ingin lari tapi takdir Ki-hoon dalam hidup adalah untuk tetap menjadi oppa bagi Hyo-sun. Dia mengatakan pada Ki-hoon untuk jangan pernah mengatakan hal ini pada Hyo-sun, Ki-hoon hanya harus terus lanjut dan menyelesaikan pekerjaannya lalu pergi, seperti bagaimana dia pergi ke militer. Eun-jo berkata kalau Ki-hoon juga harus mengatakan pada Hyo-sun kalau Ki-hoon akan selalu ada untuknya kapanpun dia perlu dan hal ini harus terus Ki-hoon lakukan sampai mati.
Eun-jo berkata, “Beginilah, tanpa membunuhmu disini, tanpa melakukan hal lain, inilah satu2nya cara bagimu untuk membiarkanmu tetap disini.” Lalu Eun-jo masuk ke dalam mobil dan berkendara tanpa Ki-hoon. Dalam diamnya, Ki-hoon memandangi Eun-jo menjauh kemudian memutuskan untuk mengejarnya. Eun-jo dengan penuh air mata melihat Ki-hoon dari kaca mobil dan menginjak gas. Ki-hoon jatuh dan berguling di tanah.
Eun-jo pulang ke rumah dimana Jung-woo sudah menunggunya. Jung-woo mencoba memberitahu Eun-jo tentang Hyo-sun tapi Eun-jo bahkan tidak membiarkannya mulai dengan mengatakan bahwa dia tidak ingin mendengar apa2 sekarang. Eun-jo masuk ke kamarnya dan mencari semua benda yang mengingatkannya pada Ki-hoon, benda2 yang dulu dia anggap berharga. Eun-jo mencoba mematahkan pulpen Ki-hoon menjadi dua padahal masih dalam kotaknya. Lalu, Eun-jo malah melemparnya ke bawah tempat tidurnya. Eun-jo mengambil peta Ushuaia dan merobek-robeknya. Jun-su masuk ke kamar Eun-jo dan mengatakan kalau ibu dan Hyo-sun telah pergi. Jun-su bersandar pada Eun-jo.
Eun-jo lalu menghubungi ibu tapi hpnya tidak dijawab. Dia lalu menghubungi Hyo-sun dan sama saja tidak dijawab. Hyo-sun dan ibu naik kereta dan ibu bertanya apakah mereka harus menyelesaikannya dengan cara seperti ini. Hyo-sun menceritakan sudut pandangnya: dia jatuh cinta pada ibu saat pertama kali melihatnya, ayah mempercayai dan mencintai ibu dan meski Hyo-sun tahu bahwa cinta ibu tidak murni, dia tetap bersyukur karena ada ibu… selama 8 tahun. Tapi sekarang, rasa terima kasih Hyo-sun, cinta ayah… telah dikotori. Kang-sook berkata kalau semua pembicaraan ini tidak penting. Ibu hanya ingin tahu apa yang Hyo-sun inginkan.
Lalu Hyo-sun mencoba mengajari ibu tentang menjadi manusia, “Begitulah kau berurusan dengan perasaan orang. Bukan babi, bukan sapi, bukan anjing tapi manusia! Kau memperlakukan ayahku dan aku seperti babi, seperti anjing. Bagaimana bisa kau tidak tahu itu?” Kang-sook berteriak kalau dia tidak mengerti kenapa mereka harus melewati semua ini di saat Dae-sung sudah mati. Dan ibu sudah putus hubungan dengan Jang, yang sama sekali tidak dipercayai Hyo-sun.
Kang-sook berujar, “Jangan bilang kalau Eun-jo kejam. Kau ratusan, ribuan kali lebih buruk darinya, kau jalang jahat!” Paman Jang mendengarkan semua ini dari luar stasiun kereta. Lalu, Jang dan Hyo-sun duduk di sebuah restoran, sedangkan ibu menunggu sendiri. Ide buruk membiarkan ibu sendiri sebab dia bisa saja merencanakan untuk kabur. Kang-sook memulai rencananya tapi dia dikenali oleh seorang wanita.
Di dalam restoran, Hyo-sun menunjukkan foto Dae-sung pada Paman Jang dan berkata kalau ayah adalah pria yang sangat baik. Hyo-sun mengatakan kalau Eun-jo saja mencintai dan menghormati ayahnya. Kalau Eun-jo tidak mencintai ayahnya, Hyo-sun pasti sudah mengusir Eun-jo dari dulu. Hyo-sun berujar, “Karena dia mencintai ayahku… maka aku membiarkannya tinggal.”
Hyo-sun berkata kalau ayahnya juga sangat mencintai ibu hingga dia tidak pernah memberitahu kalau dia tahu hubungan ibu dan Jang sebab ayah takut ibu akan meninggalkannya. Hyo-sun memberitahu Jang kalau dia baru bisa bicara sekarang, setelah bertemu dengannya, bahwa Jang tidak akan pernah bertemu dengan ibu lagi. Tapi Hyo-sun berada disini bukan untuk hal itu. Apa yang Hyo-sun inginkan adalah permintaan maaf bukan padanya tapi kepada Dae-sung. Sebab Hyo-sun tidak bisa tidur karena saking sedihnya memikirkan ayahnya. Hyo-sun berkata kalau ibu juga bersalah tapi dia sudah dihukum sekarang dan dengan tulus menyesali perbuatannya.
Hyo-sun berekeras kalau Jang harus minta maaf pada ayahnya, kalau dia memang manusia. Jang tidak berkata apa dan malah menegak minuman lagi. Hyo-sun meminta sebotol anggur beras Dae-sung. Hyo-sun memegangnya dengan erat dan air mata mulai berjatuhan dan berkata kalau anggur ini adalah anggur ayahnya. Jang akhirnya memandang Hyo-sun dan berkata kalau dia adalah binatang buas dan berpikir bahwa apa yang dia lakukan adalah perbuatan binatang bukan manusia. Jang berkata, “Jika kau mau mendengarkan kata2 binatang maka aku akan bicara. Aku bersalah. Bilang pada ayahamu kalau aku bersalah. Aku bersungguh-sungguh.” Jang membayar dan pergi. Hyo-sun menangis. Dia memegang foto Dae-sung dan sebotol anggur beras ketika dia terisak.
Anggur beras Dae-sung sekarang sudah beredar dan hasilnya sangat memuaskan. Jung-woo melakukan usaha yang kedua dan menelpon Eun-jo. Akan tetapi Eun-jo malah menyapanya dengan, “Ada sesuatu yang terjadi di gudang anggur? Tidak? Baiklah kalau begitu. Aku bisa menghubungiku nanti.” Eun-jo dan Ki-hoon ada di restoran Dong-soo sedang meletakkan logo yang baru pada anggur beras Dae-sung. Dong-soo ingin bicara pada Eun-jo jadi mereka menyingkir dan meninggalkan Ki-hoon sendiri.
Dong-soo bertanya apa yang terjadi sebab dia tidak mengerti kenapa Ki-hoon masih disini kalau dia berasal dari keluarga Hong. Eun-jo berkata kalau Dong-soo tidak perlu mengkhawatirkannya. Dong-soo mengatakan kalau Eun-jo sama sekali tidak berubah sedikit pun. Tapi, Dong-soo ternyata akan menikah. Dia memberikan undangan pada Eun-jo, Hyo-sun dan Ki-hoon. Dong-soo bertanya-tanya apakah Ki-hoon akan datang sebab Ki-hoon tidak pernah menyukainya. Eun-jo berkata kalau dia akan memberikan undangan itu.
Lalu, Dong-soo mengatakan alasannya kenapa dia ingin bicara dengan Eun-jo. Dong-soo khawatir kalau ada hal serius yang terjadi pada Hyo-sun. Fakta bahwa dia tidak bisa merasakan apapun… tidaklah normal untuknya atau siapapun. Dong-soo berkata pada Eun-jo kalau semua terasa sama bagi Hyo-sun dan bahwa seharusnya Hyo-sun dibawa ke rumah sakit.
Akhirnya Eun-jo menerima telpon Jung-woo dan tahu kalau Hyo-sun sudah tahu tentang Paman Jang. Eun-jo dan Ki-hoon berhenti. Eun-jo merasa resah bagi Hyo-sun dan sekarang tahu kenapa Hyo-sun sakit dan terluka. Eun-jo menangis untuk Hyo-sun. Ki-hoon mendekati Eun-jo dan mengulurkan tangannya di atas Eun-jo. Tapi Ki-hoon ragu dan akhirnya menarik kembali tangannya.
Hyo-sun kembali ke stasiun kereta dan ibu telah pergi. Dia menunggu dan menunggu tapi tidak ada hasilnya. Dia menelpon ke rumah dan Jun-su mengatakan kalau ibu tidak di rumah. Hyo-sun terus menunggu sampai kereta berhenti berjalan. Dia duduk sendirian di dalam kegelapan, “Jadi seperti ini, benar kan? Bu, beginikah jadinya?” Hyo-sun berlari tapi semuanya sudah tutup dan dia sendirian. Hyo-sun menangis lalu dia berteriak, “Ibu… Ibu… Ibu… Ibu… Jangan pergi! Ibu, jangan tinggalkan aku!”
0 komentar:
Post a Comment